Rabu, 04 November 2009

wah..., maaavvvvvv..., maaaaaavvvvv...., perpustakaan puisi lagi vakummmmmmm

Jumat, 12 Juni 2009

DIA...

DIA...
IAD...
ADI..
IDA..
DAI..
AID..

DIA...
DIA...
DIA... DIA... Dia sakit...

Senin, 08 Juni 2009

Doa Seorang Ayah

Tuhanku,

Binalah anak hamba untuk menjadi seorang yang kuat mengakui kekalahannya, cukup berani untuk mengakui ketakutannya, bangga dan tabah serta jujur dalam mengakui kekalahan, rendah hati dan lemah lembut dalam kemenangan

Binalah anak hamba menjadi seorang yang mampu meraih cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angan saja

Kumohon kepada-Mu, janganlah bimbing dia ke jalan yang mudah dan enak. Namun, berilah dia kesempatan untuk mengalami tekanan dan cobaan, di jalan yang penuh denganderita dan tantangan

Berilah dia kesempatan untuk belajar tegak dalam prahara. Dan welas kasih kepada yang mengalami kegagalan.

Binalah anak hamba agar berhati tulus dan bercita-cita tinggi, seorang anak yang mampu memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan memimpin orang lain

Seorang anak yang mampu memahami arti tawa dan ceria tanpa melupakan arti duka

Seorang anak yang mampu memandang ke depan tanpa melupakan masa silam

Dan bila itu semua telah menjadi miliknya aku mohon padamu, tambahkanlah secercah kejenakaan supaya dia dapat bersungguh-sungguh dan mampu menikmati hidup

Anugerahilah dia kerendahan hati, kesederhanaan yang menjadi keagungan sejati, kesediaan untuk menerima kenyataan yang merupakan dasar kearifan sejati, dan kelembutan yang merupakan dasar sejati

dan akhirnya jika semua itu telah terwujud, hamba, ayahnya akan berani berbisik "Hidup hamba tidaklah sia-sia"

Minggu, 10 Mei 2009

JENUH

Jemari ini tak lagi memegang tanganmu
Mata ini tlah letih menatapmu
Telinga ini sudah lelah mendengar namamu
Bibir ini sudah tak sanggup lagi mencium keningmu
Pikiran ini tak sanggup lagi menyimpan memory tentangmu
Bahkan hati ini tak sanggup lagi menyimpan dan menjaga cintamu
Sanggupkah aku mengatakan ini padamu..,
Bahwa, akan dirimu dan janji-janji palsumu


Eva "Artemis"

Jumat, 03 April 2009

Jari dan Mulutku

Derasnya ombak...
Tak sederas hasratku mengejar masa depan
Tak sekuat tubuhku membelah rintangan

Kuatnya gempa...
Tak sekuat nafsuku mewujudkan cita-cita

Tapi...,
Hasrat, tubuh, dan nafsuku
Yang keras, panas dan yang kuat
Takkan mampu mengalahkan jari dan mulutku

Lihatlah bumi ini
Mampukah engkau berbuat tanpa jari dan tangan
Matahari lebih pantas bersama panasnya
Kilat lebih baik bersama tegangannya
Dan kita lebih berharga dengan sebuah mulut

Cita-Cita

Angka demi angka kuhitung satu persatu
Huruf demi huruf kueja menjadi kata
Bait-bait sajak kusenandungkan
Ocehan dan marahan guru terus datang
Detik jarum jam berdetak melintas
Kurun waktu dan ikut membias
Bersama tumpukan kertas lusuh,
Dan coretan pena hitam
Kuperjuangkan cita-cita
Cita yang sempat singgah dan bertahta
Pada ruang hampa

Tapi aku bingung...
Ingin jadi apa nantinya
Seorang raja, aku takut lupa daratan
Seorang prajurit, aku takut angkat senjata
Seorang pegawai, aku takut korupsi
Lantas aku ingin jadi apa...?

Masa Depan

Jarum pendek, jarum panjang
Saling mengejar
Seiring sang surya menampakan sinarnya
Menerangi jiwa setiap detiknya

Waktu terus berlalu
Tanpa sempat menghembuskan napas
Hanya cita yang sempat terlintas
Mengejar sepenuh asah demi arti hidup
Berjuang dalam tenaga dan pikiran
Untuk menggapai masa depan.

Untitled

Menangislah...
Jika kau anggap itu adalah sebuah penyelesaian
Tetapi jangan sampai airmata itu menyakitkanmu
Karena itu adalah siksa yang paling nyata bagimu.
Dan ingatlah...,
Bahwa tidak akan pernah terdapat suatu jawaban
Dalam suatu tangisan...

Sabtu, 28 Maret 2009

RAJUTAN DARAH

Langit malam dihiasi dengan warna ledakan
Membangunkan aku dari gontahan selimut
Menyadarkan aku agar bangkit
Memadamkan bara api peperangan

Aku rajut darahku dengan tulangku
Aku senyum
Dihadapan senjata yang siapa memuntahkan timah panas
Untuk siapa pengorbananku
Untuk kau... kau... atau kau

Dor... dor... dor...
Aku tertembak dan tak dapat berdiri
Mencoba bangkit dengan tetesan dan cucuran darahku...

Dor... dor... dor...
Aku tertembak dan tak dapat bangkit
Yang tersisa hanya 3 tetes darah penghabisan
Kumau tetesan pertama ini untuk Penguasa Jagat Raya
Kuingin tetesan kedua ini untuk seluruh keluargaku
dan...
Kupersembahkan tetesan terakhir ini untuk GENERASI MUDA BANGSA INDONESIA

MASIH CINTA

Tiba-tiba...
Dunia kelam menghampiri hati
Ketika cinta menjauh dari dunia khayal
Mendadak dunia impian redup tak gemerlap
Kala kasih beranjak dari halaman hidup

Dunia berubah hitam
Saat warna telah terbang
Tertiup angin khianatan cinta

Bahagia terdengar sedih
Manis terlihat pahit
Indah serasa buruk
Ramai tercium sepi

Begitu pilu ketika harapan
Ambruk oleh kasih yang tertimpa khianat cinta

Namun...
Jika di dalam cinta masih terdapat kata “masih”
Walaupun Bahagia terdengar sedih
Manis terlihat pahit
Indah serasa buruk
Ramai tercium sepi

Akan tetap dipaksakan pada bentuk awalnya
Meskipun perih melanda jiwa

Asalkan cinta dapat tersenyum
Hati akan senantiasa berkorban

Karena hati “MASIH CINTA”